Bagi kita yang parahnya sebagai muslim, yang nama nya menggunjing kayaknya nggak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Dimana ketemu orang, dimana ada kumpul-kumpul, arisan bahkan parahnya acara pengajian, yang namanya menggunjing udah susah……..banget dipisahkan dari kebiasaan kita. Padahal Dosa menggunjing melebihi dosa Zina?
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasullulah SAW bersabda. “ Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan menggunjing?” para sahabat menjawab “ Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. “ Beliau bersabda, “Engkau menceritakan tentang saudaramu yang ia benci”. Dikatakan, “Bagaimana pendapatmu apa yang aku katakan memang ada pada dirinya? “ beliau menjawab ,”Apabila apa yang kamu katakan itu memang ada pada dirinya berarti engkau telah menggunjingnya dan apabila yang kau katakan itu tidak benar berarti kamu telah memfitnahnya:.
Dalam Alquran telah dijelaskan dengan tegas perihal larangan menggunjing, yakni :
ا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكوهتموه واتقواالله إن الله تواب رحيم (الحجرات :
“……. Janganlah sebagian kamu menggunjing (ghibah) sebagian yang lain, sukakah seorang diantaramu memakan saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."(QS. Al Hujurat,:12)
Hal ini dikarenakan dosa menggunjing lebih berat dari pada berzinah. Rasulullah SAW bersabda : “Hati-hatilah terhadap gunjingan sebab (dosa) menggunjing (bisa jadi) lebih berat daripada (dosa) berzina”. Sebab ada seseorang yang berzina lalu bertaubat dan Allah SWT menerima taubatnya sedangkan dosa dari seseorang yang menggunjing itu tidak akan diampuni kecuali orang yang digunjingkan itu bersedia memaafkannya".
Ayat diatas menjelaskan bahwa menggunjing atau memfitnah orang lain adalah perbuatan dosa besar yang bisa menghapus pahala. Pelaku fitnah dijerat neraka yang sama seperti dosa syirik kepada Allah SWT.
. Ghibah itu sendiri adalah sesuatu yang sangat mudah di lakukan, tapi mempunyai dampak yang sangat besar bagi pelakunya, karena dia akan mendapat dua dosa, dosa kepada Allah dan kepada orang tang ia gunjing, dosa kepada Allah bisa saja mita ampun dengan beristighfar, sedangkan dosa kepada yang di gunjing harus minta maaf, kalau yang di gunjing orang yang mempunyai sifat pemaaf maka sangat mudah di maafkan, namun apabila sebaliknya, maka itu akan bias menjadi penghalang untuk mendapatkan ampunan Allah SWT. Dan
Al Qur'an sendiri mengibaratkan orang yang suka menggunjing, seperti orang yang memakan daging saudaranya sendiri. Begitu juga dengan orang yang mendengar ghibah. Ia tidak terbebas dari dosa kecuali dengan mengingkari secara lisan atau dengan hatinya. Seperti sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabhrani, "Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya yang sedang dipergunjingkan, maka Allah akan membebaskannya dari api neraka."
HAL YANG MENDORONG GHIBAH
Harus diakui bahwa perempuanlah yang paling suka ngobrol ngalor-ngidul. Dan kadang (bahkan sering) obrolan itu menjurus kepada ghibah. Menurut para pakar psikologi, perempuan cenderung emosional dibandingkan pria. Hal-hal yang sangat peka begitu mudah menyentuh emosi dan mempengaruhi perempuan. Sedangkan gosip adalah pembicaraan menyangkut nasib orang lain yang bisa membuat perasaan kaget, miris, atau juga benci. Nah, disitulah emosi kaum hawa terpancing. Tapi, bukan berarti pria terbebas dari gosip lho!
Imam Al Ghazali dalam bukunya Mensucikan Jiwa (tazkiyatun nafs), menyebutkan beberapa faktor yang mendorong ghibah.
Pertama, melampiaskan kemarahan. Jika sedang marah, orang dengan mudah menyebutkan keburukan-keburukan. Jika seseorang itu tidak memiliki keberagamaan yang kuat maka ia tak akan mampu mencegah perbuatan ghibah itu.
Kedua, adalah menyesuaikan diri dengan kawan-kawan, dengan berbasa-basi dan mendukung pembicaraan mereka walaupun pembicaraannya itu menyebut-nyebutkan aib orang.
Ketiga, ingin mendahului menjelek-jelekkan keadaan orang yang dikhawatirkan memandang jelek ihwalnya di sisi orang yang disegani.
Keempat, keinginan bercuci tangan dari perbuatan yang dinisbatkan kepada dirinya.
Kelima, ingin membanggakan diri. Mengangkat dirinya sendiri dan menjatuhkan orang lain. Misalnya ia berkata, "si Fulan itu bodoh, pemahamannya dangkal dan ucapannya lemah."
Keenam, kedengkian. Bisa jadi ia mendengki orang yang disanjung, dicintai dan dihormati orang banyak, lalu ia menginginkan lenyapnya nikmat dari orang itu, tetapi tidak mendapat jalan kecuali dengan mempermalukan orang tersebut di hadapan orang banyak.
Ketujuh, bermain-main, senda gurau dan mengisi waktu kosong dengan lelucon. Lalu ia menyebutkan aib orang lain agar orang-orang menertawakannya. Penyebab timbulnya hal ini adalah kesombongan dan ujub.
Kedelapan, melecehkan dan merendahkan orang lain demi untuk menghinakannya. Penyebabnya adalah sombong dan menganggap kecil orang lain.
KAFARAT GHIBAH
Orang yang menggunjing, sebaiknya segera sadar dan bertaubat serta menyesali perbuatannya agar terbebas dari hukuman Allah, kemudian meminta pembebasan dari orang yang digunjing agar terbebas dari tuntutan balasan kezaliman.
Dalam hadits shahih, diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: "Siapa yang memiliki tuntutan kezaliman dari saudaranya menyangkut kehormatan atau harta maka hendaklah ia meminta pembebasannya sebelum datangnya hari dimana tidak ada dinar maupun dirham, tetapi akan diambil dari kebaikan-kebaikannya maka keburukan-keburukan saudaranya diambil lalu ditambahkan kepada keburukan-keburukannya."
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud secara musnad dan mursal, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: "Pada malam ketika aku melakukan perjalanan malam (isra'), aku melewati suatu kaum yang mencakar wajahnya mereka dengan kuku mereka sendiri. Aku bertanya, 'wahai Jibril, siapakah mereka itu?' Jibril menjawab, 'mereka adalah orang-orang yang menggunjing dan mencela kehormatan orang lain.'"
OBAT PENCEGAH GHIBAH
Semua akhlak yang buruk hanya dapat diobati dengan adonan ilmu dan amal. Obat setiap penyakit adalah dengan melawan penyebabnya. Sedangkan mengobati penyakit lidah bisa dilakukan dengan mengetahui beberapa hal:
1. Ghibah dapat mendatangkan kemurkaan Allah,
2. Membatalkan kebaikan-kebaikan di hari kiamat,
3. Memindahkan kebaikan-kebaikan kita kepada orang yang digunjing sebagai ganti dari kehormatan yang telah dinodainya. Jika tidak memiliki kebaikan yang bisa dialihkan, maka keburukan orang yang digunjing itu akan dialihkan kepada kita,
4. Pelajarilah tentang nash berghibah niscaya lidah kita tidak akan melakuk ghibah karena takut kepada hukum Allah,
5. Merenungkan cacat diri sendiri sehingga malu jika membicarakan orang lain,
6. Bahwa orang lain merasa sakit karena ghibah yang dilakukannya, sebagaimana dia akan merasa sakit bila orang lain menggunjingnya,
7. Setiap kali mendengar selentingan, cepatlah berkata kepada diri sendiri, apakah aku mendapat manfaat atau menyeritakan kembali hal ini kepada orang lain?
8. Kurangi nongkrong di tempat yang nikmat untuk bergosip,
9. Pujilah diri sendiri setiap kali berhasil menahan untuk tidak bergosip tentang suatu hal yang baru kamu ketahui,
10. Rajinlah membaca Al Qur'an
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasullulah SAW bersabda. “ Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan menggunjing?” para sahabat menjawab “ Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. “ Beliau bersabda, “Engkau menceritakan tentang saudaramu yang ia benci”. Dikatakan, “Bagaimana pendapatmu apa yang aku katakan memang ada pada dirinya? “ beliau menjawab ,”Apabila apa yang kamu katakan itu memang ada pada dirinya berarti engkau telah menggunjingnya dan apabila yang kau katakan itu tidak benar berarti kamu telah memfitnahnya:.
Dalam Alquran telah dijelaskan dengan tegas perihal larangan menggunjing, yakni :
ا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكوهتموه واتقواالله إن الله تواب رحيم (الحجرات :
“……. Janganlah sebagian kamu menggunjing (ghibah) sebagian yang lain, sukakah seorang diantaramu memakan saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."(QS. Al Hujurat,:12)
Hal ini dikarenakan dosa menggunjing lebih berat dari pada berzinah. Rasulullah SAW bersabda : “Hati-hatilah terhadap gunjingan sebab (dosa) menggunjing (bisa jadi) lebih berat daripada (dosa) berzina”. Sebab ada seseorang yang berzina lalu bertaubat dan Allah SWT menerima taubatnya sedangkan dosa dari seseorang yang menggunjing itu tidak akan diampuni kecuali orang yang digunjingkan itu bersedia memaafkannya".
Ayat diatas menjelaskan bahwa menggunjing atau memfitnah orang lain adalah perbuatan dosa besar yang bisa menghapus pahala. Pelaku fitnah dijerat neraka yang sama seperti dosa syirik kepada Allah SWT.
. Ghibah itu sendiri adalah sesuatu yang sangat mudah di lakukan, tapi mempunyai dampak yang sangat besar bagi pelakunya, karena dia akan mendapat dua dosa, dosa kepada Allah dan kepada orang tang ia gunjing, dosa kepada Allah bisa saja mita ampun dengan beristighfar, sedangkan dosa kepada yang di gunjing harus minta maaf, kalau yang di gunjing orang yang mempunyai sifat pemaaf maka sangat mudah di maafkan, namun apabila sebaliknya, maka itu akan bias menjadi penghalang untuk mendapatkan ampunan Allah SWT. Dan
Al Qur'an sendiri mengibaratkan orang yang suka menggunjing, seperti orang yang memakan daging saudaranya sendiri. Begitu juga dengan orang yang mendengar ghibah. Ia tidak terbebas dari dosa kecuali dengan mengingkari secara lisan atau dengan hatinya. Seperti sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabhrani, "Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya yang sedang dipergunjingkan, maka Allah akan membebaskannya dari api neraka."
HAL YANG MENDORONG GHIBAH
Harus diakui bahwa perempuanlah yang paling suka ngobrol ngalor-ngidul. Dan kadang (bahkan sering) obrolan itu menjurus kepada ghibah. Menurut para pakar psikologi, perempuan cenderung emosional dibandingkan pria. Hal-hal yang sangat peka begitu mudah menyentuh emosi dan mempengaruhi perempuan. Sedangkan gosip adalah pembicaraan menyangkut nasib orang lain yang bisa membuat perasaan kaget, miris, atau juga benci. Nah, disitulah emosi kaum hawa terpancing. Tapi, bukan berarti pria terbebas dari gosip lho!
Imam Al Ghazali dalam bukunya Mensucikan Jiwa (tazkiyatun nafs), menyebutkan beberapa faktor yang mendorong ghibah.
Pertama, melampiaskan kemarahan. Jika sedang marah, orang dengan mudah menyebutkan keburukan-keburukan. Jika seseorang itu tidak memiliki keberagamaan yang kuat maka ia tak akan mampu mencegah perbuatan ghibah itu.
Kedua, adalah menyesuaikan diri dengan kawan-kawan, dengan berbasa-basi dan mendukung pembicaraan mereka walaupun pembicaraannya itu menyebut-nyebutkan aib orang.
Ketiga, ingin mendahului menjelek-jelekkan keadaan orang yang dikhawatirkan memandang jelek ihwalnya di sisi orang yang disegani.
Keempat, keinginan bercuci tangan dari perbuatan yang dinisbatkan kepada dirinya.
Kelima, ingin membanggakan diri. Mengangkat dirinya sendiri dan menjatuhkan orang lain. Misalnya ia berkata, "si Fulan itu bodoh, pemahamannya dangkal dan ucapannya lemah."
Keenam, kedengkian. Bisa jadi ia mendengki orang yang disanjung, dicintai dan dihormati orang banyak, lalu ia menginginkan lenyapnya nikmat dari orang itu, tetapi tidak mendapat jalan kecuali dengan mempermalukan orang tersebut di hadapan orang banyak.
Ketujuh, bermain-main, senda gurau dan mengisi waktu kosong dengan lelucon. Lalu ia menyebutkan aib orang lain agar orang-orang menertawakannya. Penyebab timbulnya hal ini adalah kesombongan dan ujub.
Kedelapan, melecehkan dan merendahkan orang lain demi untuk menghinakannya. Penyebabnya adalah sombong dan menganggap kecil orang lain.
KAFARAT GHIBAH
Orang yang menggunjing, sebaiknya segera sadar dan bertaubat serta menyesali perbuatannya agar terbebas dari hukuman Allah, kemudian meminta pembebasan dari orang yang digunjing agar terbebas dari tuntutan balasan kezaliman.
Dalam hadits shahih, diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: "Siapa yang memiliki tuntutan kezaliman dari saudaranya menyangkut kehormatan atau harta maka hendaklah ia meminta pembebasannya sebelum datangnya hari dimana tidak ada dinar maupun dirham, tetapi akan diambil dari kebaikan-kebaikannya maka keburukan-keburukan saudaranya diambil lalu ditambahkan kepada keburukan-keburukannya."
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud secara musnad dan mursal, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: "Pada malam ketika aku melakukan perjalanan malam (isra'), aku melewati suatu kaum yang mencakar wajahnya mereka dengan kuku mereka sendiri. Aku bertanya, 'wahai Jibril, siapakah mereka itu?' Jibril menjawab, 'mereka adalah orang-orang yang menggunjing dan mencela kehormatan orang lain.'"
OBAT PENCEGAH GHIBAH
Semua akhlak yang buruk hanya dapat diobati dengan adonan ilmu dan amal. Obat setiap penyakit adalah dengan melawan penyebabnya. Sedangkan mengobati penyakit lidah bisa dilakukan dengan mengetahui beberapa hal:
1. Ghibah dapat mendatangkan kemurkaan Allah,
2. Membatalkan kebaikan-kebaikan di hari kiamat,
3. Memindahkan kebaikan-kebaikan kita kepada orang yang digunjing sebagai ganti dari kehormatan yang telah dinodainya. Jika tidak memiliki kebaikan yang bisa dialihkan, maka keburukan orang yang digunjing itu akan dialihkan kepada kita,
4. Pelajarilah tentang nash berghibah niscaya lidah kita tidak akan melakuk ghibah karena takut kepada hukum Allah,
5. Merenungkan cacat diri sendiri sehingga malu jika membicarakan orang lain,
6. Bahwa orang lain merasa sakit karena ghibah yang dilakukannya, sebagaimana dia akan merasa sakit bila orang lain menggunjingnya,
7. Setiap kali mendengar selentingan, cepatlah berkata kepada diri sendiri, apakah aku mendapat manfaat atau menyeritakan kembali hal ini kepada orang lain?
8. Kurangi nongkrong di tempat yang nikmat untuk bergosip,
9. Pujilah diri sendiri setiap kali berhasil menahan untuk tidak bergosip tentang suatu hal yang baru kamu ketahui,
10. Rajinlah membaca Al Qur'an